Pengertian Metode Penelitian Kualitatif
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa pada umum metode penelitian dibagi dalam dua jenis penelitian, yaitu metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Pada artikel kali ini saya akan membahas mengenai pengertian metode penelitian kualitatif saja sementara metode penelitian kuantitatif akan dibahas di lain kesempatan pada artikel yang berbeda. Dan disetiap artikel yang saya posting di blog operatorbukanguru.blogspot.com ini tidak semuanya hasil dari ajaran saya langsung tetapi hasil dari kutipan dari buku dan artikel-artikel terkait sesuai dari pembahasan artikel, dikarenakan di artikel ini berisi perihal sebuah ilmu yang memang butuh keilmuan khusus dan para jago yang bisa mendiskripsikannya.
Dilihat dari sejarahnya metode penelitian kualitatif hadir lantaran terjadi perubahan pandangan dalam melihat sebuah realitas/fenomena/gejala. Dalam pandangan ini kenyataan sosial dilihat sebagai sesuatu yang nyata/utuh, kompleks, dinamis, dan penuh arti. Pandangan yang demikian diartikan sebagai paradigm atau pandangan postpositivisme. Paradigma atau pandangan tersebut sebelumnya disebut paradigm atau pandangan positivisme, dimana pada penggunaannya memandang gejala, lebih bersifat tunggal, statis, dan nyata. Paradigma atau pandangan postpositivisme melahirkan metode penelitian kualitatif, sementara paradigma atau pandangan positivisme melahirkan metode penelitian kuantitatif.
Dewasa ini metode penelitian kualitatif itu sendiri bahkan sering disebut metode penelitian naturalistik (natural) lantaran penelitiannya dilakukan pada keadaan yang alamiah (natural setting); diartikan juga sebagai metode penelitian etnographi, lantaran pada awalnya metode penelitian ini lebih sering dipakai untuk penelitian dibidang antropologi budaya; disebut juga sebagai metode penelitian kualitatif, lantaran data yang digunakan dan penggunaan analisisnya cenderung lebih bersifat kualitatif.
Metode penelitian kualitatif yaitu metode penelitian yang sering digunakan pada suatu proses penelitian untuk meneliti pada suatu kondisi obyek penelitian yang alamiah/natural, (sebagai lawan dari kondisi tersebut yaitu eksperimen) dimana seorang penelitinya yaitu sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data yang digunakannya yaitu dengan cara triangulasi (gabungan), analisis datanya bersifat induktif, dan hasil dari penelitian kualitatif lebih mengedepankan pada makna dari pada generalisasi dari sebuah proses penelitian.
Objek pada sebuah proses penelitian kualitatif yaitu obyek yang natural, , atau natural setting, sehingga metode penelitian kualitatif sering juga diartikan sebagai metode penelitian naturalistik. Obyek penelitian yang alamiah yaitu suatu obyek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh seorang peneliti sehingga keadaan dimana pada ketika peneliti memasuki obyek, sehabis berada di dalam obyek dan sehabis keluar dari obyek relative tetap sama atau tidak berubah. Sebagai lawannya dari metode ini yaitu metode eksperimen dimana peneliti dalam melaksanakan sebuah penelitian tempatnya berada di sebuah daerah penelitian khusus atau laboratorium yang merupakan kondisi buatan, dan seorang peneliti membuat manipulasi terhadap sebuah variabel. Dengan keadaan yang demikian sering terjadi kondisi yang berbeda antara hasil penelitian kuantitatif di laboratorium dengan keadaan sebenarnya di luar laboratorium.
Dalam sebuah proses penelitian kuantitatif, seorang peneliti memakai istrumen untuk mengumpulkan data atau mengukur status variabel yang sedang diteliti tersebut, sedangkan dalam penelitian kualitatif instrumennya yaitu orang atau human instrument yang cocok dijadikan variabel yang telah diteliti sebelumnya. Untuk sanggup menjadikan sebuah instrument, maka seorang peneliti harus memiliki keahlian bekal teori dan wawasan yang luas terhadap suatu penelitian yang sedang ditelitinya, sehingga bisa bertanya, menganalisis, memotret, dan membangun obyek yang diteliti menjadi lebih terperinci dan bermakna atau tidak samar.
kriteria data dalam sebuah proses penelitian kualitatif yaitu data yang pasti. Data yang niscaya yaitu data yang bersama-sama terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang hanya sekedar yang terlihat , terucap , tetapi data yang benar-benar mengandung makna di balik yang terlihat dan terucap tersebut. Contoh data yang niscaya contohnya data orang tertawa. Orang yang tertawa itu harus dipastikan, apakah tertawa lantaran bahagia atau justru tertawa lantaran menutupi kesusahan atau kesedihannya. Bagi seorang peneliti kualitatif untuk memperoleh data yang niscaya maka dibutuhkan banyak sumber data dan banyak sekali teknik pengumpulan data. Lebih dari satu sumber data yang memperlihatkan data yang tidak sama, maka data penelitian tersebut belum pasti. Bila data yang diperoleh masih belum pasti, dan masih dalam kondisi keraguan, maka penelitian masih harus terus dilanjutkan. Kaprikornus pengumpulan data dengan teknik triangulasi yaitu pengumpulan data yang memakai banyak sekali sumber dan banyak sekali teknik pengumpulan data secara berkelanjutan, sehingga pada akibatnya dapat diperoleh data yang pasti.
Dalam sebuah penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak menggunakan sebuah teori, tetapi menggunakkan fakta-fakta yang ditemukan dilapangan dan lalu sanggup melahirkan sebuah hipotesis atau teori. Kaprikornus dalam penelitian kualitatif menggunakan analisis data untuk melahirkan sebuah hipotesis, sedangkan dalam penelitian kuantitatif menggunakan sebuah analisis data untuk menguji sebuah hipotesis. “the main strength of this technique is in hypothesis generation and not testing” (David Kline, 1985). Dan lagi analisis data yang digunakan dalam proses penelitian kualitatif dilakukan semenjak seorang peneliti membuat proposal penelitian, melaksanakan pengumpulan data di lapangan, hingga seorang peneliti tadi memperoleh seluruh data.
Metode penelitian kualitatif dipakai untuk memperoleh sebuah data secara mendalam, sebuah data yang diperoleh mengandung makna. Makna yaitu data yang sebenarnya, data yang niscaya yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Oleh sebabnya dalam sebuah proses penelitian kualitatif tidak hanya menekankan kepada proses generalisasi, tetapi justru lebih menekankan pada makna itu sendiri. Generalisasi dalam suatu proses penelitian kualitatif disebut sebagai transferability, artinya hasil dari proses penelitian kualitatif tersebut sanggup dipakai di daerah lain, jika memang daerah tersebut mempunyai kondisi yang memang tidak jauh berbeda dengan kondisi ditempat penelitian tadi.